Saturday, July 30, 2011

East Asian Effect

Entah kenapa satu tahun terakhir ini Tuhan lebih mendekatkan pada Asia Timur. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang didominasi oleh Amerika Utara, tahun-tahun terakhir ini pengaruh Asia Timur saya rasakan begitu kuat dalam diri saya. Pengaruh itu merasuk ke dalam budaya pop yang saya minati, orientasi belajar meneruskan pendidikan, dan sebagainya.

Jepang
Awalnya perhatian saya pada Jepang dalam hal budaya dan pendidkan tidak seperti pada Amerika Utara dan Eropa. Bahkan hingga saya terpilih mewakili universitas saya dalam kunjungan budaya ke Nagoya University, belum ada perasaan apa-apa pada Jepang.Namun, semuanya berubah ketika saya memulai perjalanan saya ke sana. Kemajuan teknologi, keramahan masyarakat, dan pemandangan eksotis yang belum pernah saya lihat sebelumnya benar-benar bisa membuat Jepang mencuri hati saya.

Kunjungan ke Jepang terasa begitu spesial karena untuk kali pertama saya melihat negara maju di Asia, setelah beberapa kali melihat Amerika Utara dan lewat di Eropa. Perasaan spesial itu ditambah lagi dengan sambutan host family, para dosen dan teman-teman di sana yang luar biasa hangat. Perlu saya akui, saat itu rasa cinta saya pada Jepang yang baru saja muncul tumbuh begitu cepat dan begitu kuat.
Nihon, suki des.

Effect: muncul orientasi untuk melanjutkan studi di sana, lebih sering mendengarkan lagi-lagu Jepan (AKB 48's songs, Moonlight Densetsu, Yumemiru Ai Tenshi), mencoba memainkan klub Jepang di J-League dalam Championship Manager.


Korea
Saat budaya pop Korea membanjiri Indonesia, saat teman-teman saya menggilai sinetron dan band Korea, awalnya saya bersikap agak skeptis. Hingga akhirnya saya sempatkan melihat kumpulan film dan video clip band-band Korea di laptop adik saya. Entah kenapa saat itu tiba-tiba saja muncul perasaan tertarik pada budaya Korea, terlebih saat melihat video clip SNSD :D.

Puncaknya saat kunjungan budaya ke Nagoya, saya bertemu dengan teman-teman delegasi dari Seoul National University. Di saat itulah, saya mendapat kesempatan untuk lebih mengenal budaya Korea. Sejak saat itu, saya merasa ikatan saya dengan Korea semakin menguat. Hankuk, saranghae.

Effect: more crazy about Korean pop culture, lebih familiar dengan Korean girl bands (boyband? Hmmm...not so much. :D )


Taiwan
Taiwan influence bermula ketika saya mendaftar sebagai camp leader di work camp IIWC. Seolah seperti jodoh, saya ditempatkan dalam bilateral work camp dengan VYA Taiwan. Jadilah saya camp leader bersama teman saya Mamum dalam Borobudur bilateral work camp kerja sama IIWC Indonesia dengan VYA Taiwan.

Work camp bersama teman-teman Taiwan memberi pengalaman, pembelajaran, dan kenangan yang sangat berharga pada diri saya. Dua minggu kami habiskan bersama melakukan kegiatan-kegiatan kerelawanan dan pembelajaran budaya. Sebagai camp leader, saya benar-benar harus bertanggung jawab untuk memastikan semuanya berjalan lancar, sampai pada titik dimana saya merasa melakukan semuanya demi orang-orang yang saya kasihi. Saya sepenuhnya sadar bahwa saya bertemu dengan mereka pertama kali di bandara Adi Sucipto Jogja sebagai orang lain dan berpisah di tempat yang sama dua minggu kemudian sebagai keluarga. Taiwan, wo ai ini.

Effect: Tiada hari tanpa Chinese music (kok Chinese? Lha iya, wong bahasanya Taiwan kan China); Yue Liang Dai Biao De Xin, Ni Yao De Ai.