Friday, April 2, 2010

Bagaimana Menganalisis Sebuah Novel



Membaca karya sastra (seperti novel dan drama) memerlukan pendekatan yang berbeda dari membaca textbook. Dalam karya sastra, makna bacaan sering tidak disampaikan secara tersurat, namun secara tersirat. Pembaca harus memiliki kepekaan tentang makna dari karya sastra, tanpa mengharapkan pengarang secara tegas mengatakan, “Ini gagasan A. Ini gagasan B.”

Penulis yang baik menciptakan cerita yang tertata dan dapat dimengerti. Contohnya, cerita biasanya diceritakan secara kronologis, secara flashback, dari sudut pandang yang berbeda, dan lain sebagainya. Penulis kadang juga menyediakan banyak petunjuk tentang makna atau gagasan utama yang ingin mereka sampaikan pada pembaca.

Secara khusus, poin-poin berikut penting untuk dipertimbangkan saat membaca dan menganalisis karya sastra:

  • Penokohan: Siapa karakter utamanya? Siapa nama mereka dan apa peran mereka? Siapa yang bercerita? Apakah orang ini memihak? Karena itu, bisakah kita mempercayai yang dia katakana?

  • Kejadian dan Interaksi: Apa yang terjadi dalam cerita? Bagaimana tokoh-tokoh berinteraksi? Bagaimana hubungan mereka? Mengapa mereka bersikap atau bertindak seperti itu? Mengapa kejadiannya berjalan seperti itu?

  • Tempat: Dimana cerita berlangsung? Apakah tempatnya berarti pada cerita ?Apakah tempatnya menyediakan background? Apakah tempatnya memberikan informasi historis, fisik, atau informasi lain yang penting pada cerita?
  • Waktu: Kapan cerita terjadi? Apakah cerita tidak memiliki batasan waktu atau ditempatkan pada tempat dan waktu tertentu?
  • Penataan : Bagaimana cerita ditata? Biasanya cerita diceritakan secara kronologis, namun dalam beberapa karya, pembaca bisa menemukan penulis yang mundur dan maju (dalam hal waktu dan tempat).
  • Gaya penulisan : Apa yang gaya penulisan ceritakan pada pembaca ? Apakah gaya penulisannya penuh dengan detail ?Apakah ringan ?Bagaimana gaya penulisan mempengaruhi makna cerita ?Apakah pembaca harus membuat asumsi atau tebakan karena ada celah dalam cerita ?
  • Simbolisme : Simbolisme bisa menjadi rumit karena terkadang bacaan berlaku seperti “sebuah cerutu hanyalah sebuah cerutu” (mengatakan yang sebenarnya atau bermakana denotatif-pen.). Di lain waktu, sebuah perjalanan melambangkan sesuatu yang lebih dari perjalanan itu sendiri. Misalnya, perjalanan Huck Finn lebih melambangkan perkembangannya sebagai seorang individu daripada perjalanannya menyusuri sungai.
  • Tema : Apa saja tema dalam cerita ? Unsur atau gagasan apa yang diulangi atau ditekankan ?Perhatikan ini di seluruh bacaan, tidak hanya di akhir cerita. Perhatikan tokoh, tempat, dan kejadian yang berkali-kali muncul.

  • Penceritaan Kembali Sebuah Cerita : Banyak cerita bercerita dengan cara menceritakan kembali cerita yang sudah ada sebelumnyha. Jika kita cermati perjalananan Huckleberry Finn, kita bisa menemukan perjalanan-perjalanan serupa dari mitologi Yunani (Odyssey karya Homer) sampai Injil (perjalanan ke Magi).

* Sebuah terjemahan dari file “How to Analyze Novel” tanpa nama pengarang dan alamat sumber referensi.

No comments:

Post a Comment