Saturday, January 1, 2011

Sebuah Ode untuk Seorang Pemimpin dan Inspirator

Dini hari tadi (1/1/2011) saya melihat ada sebuah catatan baru di Facebook. Catatan itu ditulis oleh seorang teman dekat saya dan berisi perjalanan hidupnya di tahun 2010. Roda kehidupannya ternyata tidak selalu di atas; kadang di bawah. Namun ada satu hal yang tidak pernah hilang: optimisme. Sosok optimistis itu bernama Dini Hajarrahmah.

Saya tidak ingat persis kapan pertama kali mengenalnya. Yang saya ingat, awal perkenalan kami adalah ketika kami tergabung dalam kepanitiaan MetamorphoEDSA 2009. Dini yang saat itu menjabat sebagai ketua panitia merumuskan sebuah konsep acara yang cukup besar, dan terlalu besar bagi saya pribadi. Namun tanpa kenal lelah, Dini terus memotivasi dan menggerakkan seluruh panitia hingga akhirnya acara dapat terlaksana dengan lancar dan sukses. Keraguan saya pun buyar oleh optimisme Dini.

Sekali lagi, saya tidak ingat persis kapan pertama kali mengenalnya. Yang saya ingat, di awal perkenalan kami saya melihat ada potensi kepemimpinan yang cukup kuat dalam diri Dini. Karena alasan inilah, saya percayakan jabatan Kepala Divisi Komunikasi dan Informasi EDSA padanya. Kominfo pun berkembang menjadi tim yang sangat solid dan secara umum Dini adalah salah satu sosok kunci di balik eksistensi EDSA di periode kepengurusan kami.

Kerja sama saya dan Dini tidak hanya berkisar di ranah lembaga kemahasiswaan. Akhir tahun 2009, bersama Ari, Cresti, dan Enggy, kami membentuk tim Mahatma untuk mengikuti kompetisi bisnis Trust yang diselenggarakan oleh Danone di awal 2010 dan berhasil menjadi wakil universitas kami di ajang tersebut. Sebulan kemudian, kami tergabung dalam delegasi universitas kami di HNMUN (Harvard National Model United Nations) 2010 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.

Setelah pergantian kepengurusan EDSA di awal 2010, Dini bergabung dengan BEM fakultas, mengomandoi Departemen Pengabdian Masyarakat. Di bawah kepemimpinannya, banyak gebrakan yang dilakukan oleh BEM, mulai dari kampanye tentang lingkungan hidup bersama dengan Greeneration hingga pengiriman bantuan ke korban bencana Gunung Merapi. Saya yakin, Dini adalah salah satu sosok kunci di balik eksistensi BEM saat itu.

Dari semua itu, saya menyimpulkan Dini adalah sosok pemimpi yang tidak pernah kehabisan tenaga mewujudkan mimpi-mimpinya. Optimismenya yang begitu kuat serta pikiran dan sikapnya yang selalu positif membuatnya dapat segera bangkit setiap kali ada mimpinya yang gagal menjadi nyata. Selain itu, Dini adalah sosok pemimpin dan inspirator yang mampu menggerakkan orang-orang di sekitarnya. Ibaratnya, jika Dini adalah air, ia dapat menumbuhkan motivasi mereka; dan jika Dini adalah api, ia dapat membakar semangat mereka.

Terima kasih atas inspirasimu, Dini. Teruslah mengejar mimpi-mimpimu.


Link Facebook Dini:

http://www.facebook.com/dinidreaming

No comments:

Post a Comment